Trevel Gunung Wayang (Pangalengan)

Gunung wayang ini memiliki perananan penting bagi kehidupan masyarakat Jawa Barat karena di Gunung ini lah merupakan hulu dari sungai Citarum , sungai terpanjang di jawa Barat, selain itu Gunung ini mempunyai banyak cerita mitos dan di anggap gunung sakral oleh ke Masyarakat setempat, sehingga tidak aneh jarang pendaki yang hiking gunung ini, padahal mempunyai panaroma yang begitu indah.


Pendakian gunung Wayang sendiri memiliki 4 jalur utama yakni
jalur kertamanah Pangalengan lewat :

1. Cipanas 
2. Kertasari 
3. Cisanti Kertasari dan
4. Cibereum Kertasari. 

Kali ini saya akan berbagi cerita perjalanan kami menggapai puncak wayang dari jalur utama via desa Kertamanah.
disana terdapat sebuah perusahaan Geothermal terbesar yaitu PT wayang Windu geothermal seketika kami langsuh disuguhkan panorama yang luar biasa yang membuat kami betah berlama lama, dititipkan lah motor di parkiran PT wayang Windu langsung kami meminta ijin dan menitipkan motor di sana.
Dari jalan raya kami berjalan dan pas perempatanm jalan yang kanan jalan ada sebuah tugu yang bertuliskan Welcome wayang windu geothermal kami belok kanan dan meneruskan perjalanan ke jalan rusak berkoral terus kami melalui jalan tersebut, karena jalan berkelok kelok kami akhirnya memilih jalan pintas dan meneruskan ke perkebunan teh PTPN VIII Kertamanah. Dan setengah jam mengarungi jalan akhirnya kami sampai di ladang warga jalan berdebu pun menyapa kami dengan terlihat disamping jalan setapak banyak ditemukan perkebunan warga terus jalan dan akhirnya sampai di batas hutan perlahan kami beristirahat tecium bau yang sangat menyengat, seperti bau belerang. Karena rasa penasaran kami bejalan dan akhirnya waww… Kamoi menemukan sebuah surga tersembunyi kawah yang cukup besar menyerupai kaldera menandakan gunung ini , gunung tipe berapi aktif kawahnya pun terlihat menyemburkan asap. Tak mau lama lama lagi berdiam disini kami meneruskan perjalanan, mulai bingung karena kami kehilangan track, dan akhirnya saya bersama teman coba mencari sekeliling kawah mencari sebenarnya dari puncak wayang ini.



Setelah berkeliling dan akhirnya tepat di ujung kawah terletak di tengah-tengah akhirnya kami menemukan jalan setapak, dari sana terus berjalan dengan hamparan tumbuhan cantigi yang menyapa kami so Beautifull melihat kebawah cantik sekali gunung wayang , belum banyak terjamah. Setelah berjalan 20 menit dari kawah dan sampailah kami di punggungan Gunung wayang, seketika jantung berdebar sambil mengucap Subhannallah, view yang luar bisa layaknya puncak tusuk gigi Gunung Raung, sejenak kami berfoto foto. Setelah puas berfoto lanjutkan perjalanan melihat ke atas waw…. Tebing yang begitu tinggi track yang aduhai dengan batu batu cadas besar serasa waswas mendaki ke puncak, mengantisipasi terjadinya kecelakaan kami keluarkan peralatan safety pendakian tebing berupa webbing semoga bisa membantu.

Bercampur rasa degdegan kami melangkah perlahan melaui tebing yang sisi sisinya jurang yang dalam dan terjal, dengan tanah gembur rawan sekali longsor. Dengan saling membantu kami terus menapaki jalan dan setelah satu jam melewati tebing batu Wayang kami mulai menemukan track dengan kemiringan 80 derajat. Lewati track tersebut dan kami akhirnya sampai di puncak, subhannallah akhirnya bisa sampai juga, puncak 1 terlihat plang hijau dengan tulisan Gunung Wayang 2183 mdpl.



Mandi di Sumber mata air Pangsiraman

Konon, sumber mata air ini dahulu pernah disinggahi oleh raja kerajaan Padjajaran, yaitu Prabu Siliwangi. Bekas jejak telapak kaki sang prabu yang membatu masih bisa di lihat di sekitar pemandian. 

Dari ketujuh sumber mata air yang ada di Wayang Windu, hanya dua mata air yang lokasinya paling dekat dengan situ, yaitu Pangsiraman dan satu mata air lagi di petilasan Dipati Ukur.  Keduanya berlokasi di ujung situ Cisanti, sebagai pintu gerbang akses menuju hutan larangan (hutan adat) masyarakat Kertasari.

Bagi saya, mandi di tempat ini tergolong spesial. Lebih dari 20 juta jiwa menggantungkan hidup dari sungai citarum yang mengalir dari sumbernya di kaki gunung Wayang hingga bermuara di perbatasan Karawang-Bekasi. Ketika kamu mandi di sumber mata air ini, kamu sudah menjadi “imam” bagi 20 juta orang, karena air bekas mandi kamu akan dipakai oleh jutaan orang di bagian hilir.

Selama berada di lokasi Pangsiraman, diberlakukan peraturan adat setempat yang menjadi kearifan lokal budaya masyarakat setempat, di antaranya: tidak boleh bersiul dan gaduh, tidak boleh menyebut atau memanggil sesuatu, dilarang keras memakai bahan-bahan kimia seperti sabun dan shampo, dan diwajibkan mandi dengan pakaian sopan. Tempat mandi antara laki-laki dan perempuan juga dipisah. 

Meskipun aturan itu tidak tertulis, tapi sebagai pendatang, seyogyanya kita bisa menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal daerah setempat. Konon mitosnya, siapa yang mandi di tempat ini dia akan awet muda dan enteng jodoh. Itu sebab mata air ini juga di juluki mata air enteng jodoh. Pastinya pada mau kan mandi di Pangsiraman?

Sayang sekali kami harus segera kembali ke Jakarta karena waktu akhir pekan hampir berakhir. Sepajang perjalanan pulang, saya benar benar merasa mendapatkan nilai nilai edukasi dan wawasan, karena belajar dari tradisi warga hulu sungai Citarum yang sarat dengan nilai nilai kehidupan.
Bagaimana? Tertarik untuk ke sana? 
kegiatan menarik dari saya ini yah, kemudian susunlah itinerary kamu, dan segera rencanakan liburanmu mengunjungi Hulu Sungai Citarum.









Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.